Mengenal Istilah Logistik: Apa Itu Cross Docking?

Banyak istilah yang digunakan dalam bidang logistik salah satunya adalah cross docking. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa logistik adalah kegiatan dari suatu proses pengiriman barang. Sehingga jika Anda memiliki bisnis yang berhubungan dengan pengiriman barang, tentu istilah logistik perlu untuk dipahami.

Sebenarnya bukan hanya para pelaku bisnis yang wajib mengetahui mengenai istilah dalam logistik. Ada baiknya jika Anda seorang konsumen yang sering membeli suatu barang dengan pemesanan atau melalui pengiriman untuk dapat mengetahuinya juga.

Ketika Anda melakukan pengiriman barang melalui cargo Jogja, tentu tidak akan bertanya-tanya lagi mengenai istilah logistik yang digunakan. Sehingga proses pengiriman barang akan diproses dengan cepat tanpa adanya hambatan dan sampai tepat waktu pada alamat tujuan.

Untuk lebih memperjelas apa itu cross docking? berikut ini penjelasan yang bisa Anda simak dan membantu dalam memahaminya.

Istilah Cross Docking

iliustrasi cross docking
Ilustrasi Cross Docking, sumber: route4me.com

Memiliki pengertian yang sama yaitu, proses pemindahan barang tetapi, ada juga yang membahasnya secara berbebeda. Akan tetapi, cross docking tetap akan diartikan sebagai proses pemindahan barang. Sehingga dapat diartikan secara umum bahwa cross docking adalah proses pemindahan barang dengan konsep logistik. Memiliki berfungsi untuk memudahkan dalam pengiriman barang ke banyak tempat.

Tentu dengan menggunakan konsep logistik ini barang-barang yang berasal dari berbagai daerah dapat dikirim pada alamat tujuan dengan mudah. Konsep ini banyak digunakan oleh perusahaan logistik baik pengiriman cargo dan ekspedisi, sehingga proses pengiriman barang sesuai dengan estimasi waktu.

Sistem ini terkenal digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk mendistribusikan hasil barang yang diproduksi ke berbagai daerah tujuan. Kini konsep tersebut sudah digunakan oleh perusahaan jasa pengiriman barang, sehingga barang tidak dilakukan penyimpanan. Inilah yang membuat proses pengiriman barang ke berbagai alamat tujuan pada daerah yang sama mudah untuk dilakukan.

Proses Cross Docking

proses penyortiran barang
Proses penyortiran barang, sumber: ereachup.org

Konsep cross docking inilah yang dikenal dengan gudang transit dimana, barang yang tiba di suatu daerah tujuan akan dilakukan penyortiran. Semua barang akan dipisahkan sesuai dengan kota dan alamat tujuan pada daerah tersebut. Di gudang transit dilakukan proses bongkar muat dan barang akan dimuat kembali pada armada angkutan seperti truk sesuai dengan kota dan alamat tujuan.

Perlu diketahui juga bahwa di gudang transit barang-barang yang tiba dari berbagai daerah tidak dilakukan penyimpanan. Hal ini dikarenakan fungsi dari gudang transit hanya digunakan sebagai tempat penyortiran barang bukan tempat peyimpanan. Inilah yang membuat barang yang Anda kirim atau pesan dapat diterima sesuai dengan estimasi yang diberikan oleh jasa pengiriman barang.

Sebenarnya pada gudang transit juga bisa digunakan untuk penyimpanan barang. Hanya saja ada batasan waktu untuk menyimpanannya yaitu, sekitar 2-3 jam dan paling lama adalah 12 jam. Tentu hal ini bisa terjadi jika pada surat jalan barang tersebut terdapat informasi yang kurang jelas. Ditambah dengan tidak tersedianya inventory atau tempat peyimpanan pada gudang transit. Sehingga penumpukan barang akan menghambat dari proses bongkar muat.

Jenis Cross Docking

Ada dua jenis cross docking yang diketahui dalam istilah logistik yaitu:

1. Pre-Packed Cross Docking

Persiapan barang dipersiapkan oleh supplier atau pihak pengirim dan ketika barang tiba di gudang transit tinggal dilakukan penyortiran. Semua pengiriman yang dilakukan berdasarkan lokasi tujuan yang telah terindentifikasi dan akan dikirim per took.

Dari pihak penerima barang tidak lagi mempersiapkan atau repot untuk menerima barang. Karena semuanya telah diurus oleh supplier dari pengiriman hingga proses penerimaan barang. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu mengirim barang ke pihak penerima. Dimana akan memudahkan supplier mengirim hanya pada satu titik distribution center.

Jenis barang yang biasanya menggunakan sistem cross docking ini adalah fresh product atau barang yang mudah rusak. Sehingga membutuhkan waktu pengiriman yang tidak lama dengan proses yang aman, karena pendistribusian yang singkat. Pihak penerima akan tetap merima barang dalam kondisi yang baik dan fresh.

2. Intermediate Handling Cross Docking

Jenis proses pengiriman barang seperti ini tergantung dari pihak distributor dan penerima (pembeli). Dimana pembeli akan memesan barang sesuai dengan kebutuhan dan dari pihak supplier akan mengirimkan barang ke pihak distributor. Selanjutnya distributor pada gudang transit akan memisahkan barang sesuai informasi rincian pemesanan yang telah diterima.

Barang akan disiapkan oleh pihak distributor dan akan langsung dikirim ke pihak penerima ketika barang tiba di gudang transit. Sebelum dikirim barang akan dilakukan pelebelan ulang sesuai dengan jenis produk. Hal ini dilakukan untuk menyatukan barang yang sama dari berbagai pihak supplier yang mengirimkan barang yang sama.

Penerima tetap akan menerima barang sesuai dengan pesanan, cara ini dilakukan agar mengurangi peyimpanan pada gudang transit. Dengan cara ini sangatlah efektif untuk mengurangi biaya dan waktu baik dari proses bongkar muat barang hingga pegiriman kembali.

Persyaratan Cross Docking

ilustrasi maps gudang transit
Ilustrasi maps gudang transit, sumber: researchgate.net

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar cross docking dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Tentu hal ini menjadi syarat yang wajib dipenuhi agar proses transit barang di gudang tidak mengalami kendala yang akan menghambat proses pengiriman barang. Berikut ini persyaratan

1. Penerimaan dan Pengiriman Sesuai Dengan Informasi Barang

Maksudnya adalah barang yang diterima harus memlalui proses pengecekan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menyortir barang sesuai dengan kota dan alamat tujuan. Jika barang yang dipesan oleh penerima yang sedang diterima maka, kondisi ini dianggap sangat ideal untuk cross docking.

2. Luas Area Gudang yang Memadai

Tentunya luas area gudang transit untuk cross docking harus disesuaikan dengan kapasitas yang dibutuhkan. Perhitungkanlah semua aspek pendukung mulai dari bongkar muat, picking, loading dock, dan lainya. Sehingga proses yang dilakukan selama barang masih berada di gudang transit dapat berjalan secara efektif.

3. Membatasi Jenis Barang

Semakin sedikit jenis barang yang diproses pada gudang transit maka, akan mempermudah mulai dari proses peryortiran hingga pengiriman. Walaupun jenis barang yang diterima terbatas tetapi, dalam segi kuantitas perlu ditingkatkan. Sehingga cross docking yang dilakukan bisa lebih maksimal dan efektif.

4. Memiliki Jadwal yang Teratur

Menjadi hal yang penting untuk memiliki jadwal yang teratur mulai dari barang diterima hingga dilakukan pengiriman kembali. Hal ini tentu bisa dicapai dengan membangun komunikasi dan kerja sama yang baik antara konsumen, distributor, pengemudi armada angkutan. Sehingga proses dari penerimaan dan pengiriman barang dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

5. Menggunakan Jenis Truk Dengan Kapasitas yang Tepat

Dalam melakukan proses cross docking penggunaan armada angkutan yang tepat menjadi hal penting untuk diperhatikan. Jika kedatangan barang menggunakan truk tronton dengan kapasitas yang lumayan besar yaitu, mencapai 20 ton. Jenis truk yang digunakan untuk melakukan pengiriman ke berbagai alamat tujuan bisa menggunakan Colt Disel Engkel (CDE). Untuk jumlah armadanya bisa disesuaikan dengan kapasitas kedatangan barang dan gudang transit.

Jika kedatangan barang memiliki jumlah satuan yang berbeda-beda maka, penggunaan truk yang sejenis menjadi pilihannya. Karena dengan menggunakan truk yang sama akan mempermudah dalam melakukan pendistribusian barang kepada para penerima dengan sekali jalan. Tentunya akan menghemat biaya dan juga waktu dari proses pengiriman barang.

6. Menggunakan Sistem yang Terintegrasi

Pengoperasian saat cross docking dengan menggunakan sistem digitalisasi yang terintegrasi akan memudahkan saat manage barang. Hal ini tentunya sangat diperlukan melihat jumlah barang yang diterima dan kirim pastinya dalam jumlah yang banyak. Sehingga proses manual saat manage barang sangat tidak memungkinkan untuk digunakan.

Tujuan dari penggunaan sistem digitalisasi adalah menghindari resiko terjadinya kehilangan, tertukar, dan keterlambatan barang. Dengan terintegrasinya sistem pada gudang transit, akan sangat memudahkan berbagai proses yang dilakukan baik saat barang diterima hingga dilakukan pengiriman kembali.

Sekian informasi mengenai istilah logistik cross docking yang dapat disampaikan dan semoga dapat bermanfaat. Tentu menjadi hal yang bisa dikatakan wajib untuk diketahui, bagi baik para pengguna jasa dan distributor pengiriman barang.

Leave a Comment